Apa yang ada dalam benak Anda saat mendengar nama “Kota Bandung”? Bandung merupakan ibukota provinsi Jawa Barat sekaligus kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. Dahulunya, Bandung dikenal sebagai kota kembang karena dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana dan Parijs van Java karena keindahannya.
Sekarang, Bandung lebih dikenal sebagai kota belanja karena banyaknya mall dan factory outlet yang tersebar di seluruh kota ini. Banyak wisawatan khususnya Jakarta berkunjung ke kota Bandung tiap minggunya, apalagi setelah hadirnya tol Cipularang yang mempermudah akses jalan Jakarta menuju Bandung.
Sebagai kota metropolitan, tentunya permasalahan lingkungan hidup di kota Bandung hampir mirip dengan kota Jakarta. Bukan hanya masalah polusi udara akibat penggunaan kendaraan bermotor dan pembangunan industri, tetapi juga Bandung kini terancam krisis air bersih.
Permasalahan kelangkaan air bersih di Bandung, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas air yang tersedia. Aliran sungai Citarum yang mengaliri kota Bandung telah tercemar dan tidak layak lagi di konsumsi untuk berbagai kebutuhan. Setiap hari masyarakat membuang 400 ton limbah ternak ke sungai tersebut, sebanyak 25 ribu kubik sampah masyarakat ditampung di sana,dan ada 280 ton limbah pabrik setiap hari mengalir menuju Citarum. Sebuah angka yang menakjubkan!.
Secara penelitian, kualitas air di sungai Citarum berada pada status mutu air bernilai D atau tercemar berat karena adanya bahan kimia berbahaya, seperti COD, BOD, nitrit, koli tinja, dan deterjen. Padahal sungai ini merupakan sumber air bagi sembilan kabupaten dan tiga kota di Jawa Barat, termasuk Bandung. Dari sungai ini sekitar 25 juta orang di sembilan kabupaten dan tiga kota menggantungkan nasibnya. Sekitar 15 juta orang hidup di sepanjang bantaran sungai tersebut.
Bandung juga dihadapkan oleh permasalahan lainnya. Kebutuhan akan air bersih masyarakat Bandung umumnya disuplai oleh PDAM. Namun hingga saat ini, tidak seluruh masyarakat Kota Bandung memperoleh air bersih dari PDAM sehingga untuk mendapatkan air bersih diperoleh dari air tanah. Bukan hanya air sungai, air tanah di Jabodetabek dan Bandung -pun dinilai belum layak dikonsumsi. 48 persen air tanahnya positif tercemar E.coli dan berada pada tingkat keasaman pH yang rendah di luar ambang batas wajar.
Saat kemarau tiba-pun warga Bandung masih dihadapkan oleh kekeringan. Untuk menutupi kebutuhan air bersih, warga Bandung harus membeli air dalam jeriken dan tentu saja ini akan menambah biaya kebutuhan sehari-hari. Ironi memang, melihat kondisi seperti ini sementara Jawa Barat termasuk Bandung memiliki sumber mata air yang berlimpah, tapi sangat disayangkan hanya sepuluh persen yang dimiliki Pemkot Bandung, sedangkan sisanya adalah milik privat.
Saat ini air tanah di Bandung juga banyak digunakan untuk industri. Padahal seharusnya mereka menggunakan air buatan. Akibatnya air tanah kian hari kian menipis persediaannya dan menyebabkan tanah menjadi ambles (land subsidence).
Air adalah sumber kehidupan. Begitu banyak manfaat air bagi kehidupan kita sehingga kita harus berpikir bijak. Kita harus memikirkan nasib air di lingkungan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan air sungai secara berkelanjutan disarankan upaya penghijauan terutama di sekitar pemukiman, pengaturan air bekas limbah di areal pertanian dan perindustrian, serta pengendalian limbah rumah tangga secara komprehensif dari seluruh sumber pencemar di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kemudian, Hak penguasaan dan pengelolaan sumberdaya air harus mengedepankan aspek sosial. Komersialisasi air harus dihentikan. Hak kelola harus terlebih dahulu mementingkan kepentingan rakyat banyak. Air, Tanah dan seluruh kekayaan alam yang terkandung didalamnya harus dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Negara, dalam hal ini harus bertanggungjawab dan mampu melindungi sumber-sumber kehidupan untuk keberlanjutan masa depan rakyatnya. (Dwi Anggrayana N)
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/regional/jawa-barat/11/11/09/ludxmo-sungai-citarum-paling-tercemar-sedunia
http://www.infobdg.com/v2/peringatan-hari-air-dunia-air-tanah-di-kota-bandung-kritis/
No comments:
Post a Comment