Hidup sehat merupakan dambaan bagi setiap individu, sebab hanya dalam kondisi sehat orang bisa berfikir cemerlang dan tentu saja akan lebih produktif. Pada sebagian kalangan masyarakat berkembang opini yang sudah cukup mendalam bahwa, untuk bisa hidup sehat pasti diperlukan biaya yang tidak sedikit karena tubuh memerlukan berbagai macam asupan gizi, baik yang diperoleh dari produk/makanan impor maupun makanan-makanan yang telah siap saji.
Namun tidak demikian halnya bagi orang yang mau berbuat, tahu bagaimana cara berbuat dan bagaimana berusaha memanfaatkan apa yang dimiliki, tentunya opini tersebut dapat dipatahkan. Kunci murah dan mudah untuk dapat hidup sehat sangatlah sederhana jika setiap orang mau meluangkan waktu untuk melakukan pengelolaan dalam pekarangan rumah. Jika dikelola dengan baik pekarangan rumah dapat memberikan manfaat bagi kehidupan keluarga seperti : tempat bermain, tempat rekreasi, sumber pangan dan juga sebagai sumber pendapatan. Pemanfaatan lahan pekarangan baik di daerah pedesaan maupun perkotaan bisa mendukung ketahanan pangan nasional dengan memberdayakan potensi pangan lokal yang dimiliki masing-masing daerah.
Usaha pemanfaatan pekarangan sebagai penyuplai gizi keluarga saat ini sudah tersentuh oleh pemerintah melalui Badan Litbang Pertanian yang mulai gencar merintis model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang difokuskan diwilayah pedesaan yang memiliki luas pekarangan berkisar antara 1-4 are. Pemanfaatan lahan pekarangan rumah merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga. Tujuan penting yang ingin di capai dalam pengembangan program KRPL ini antara lain : meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari, mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga serta menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Ya …… bila kita memiliki pekarangan yang luas tentu saja program tersebut dapat dilaksanakan, tapi kemudian akan timbul pertanyaan, bagaimana dengan masyarakat perkotaan yang umumnya tidak memiliki pekarangan, begitu juga dengan perumahan-perumahan yang terbilang cukup sederhana dan sempit, mungkinkah pekarangan masih bisa dimanfaatkan?
Jawabannya mungkin dan bisa asal kita tahu cara atau metode yang digunakan. Sebagai salah satu contoh yaitu dengan menerapkan sistim TABULAPOT (tanaman Buah/bumbu dalam pot). Bila hal ini dapat kita lakukan dan mengaturnya sesuai dengan penataan eksterior tentunya pekarangan rumah akan tampak asri dan juga bermanfaat untuk upaya diversifikasi pangan dan gizi yang secara langsung dapat berkontribusi mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas kesehatan. Pemilihan komoditi yang akan di kembangkan tentunya harus mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah beberapa fungsi dan manfaat pekarangan dibawah ini.
Fungsi pekarangan secara umum:
- Sumber pangan keluarga, seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, buah-buahan serta ternak dan ikan.
- Sumber obat-obatan atau apotik hidup.
- Sumber bumbu, rempah masakan.
- Sumber pupuk organik.
- Sumber keindahan/Estetika.
Manfaat pekarangan rumah untuk keluarga:
- Pemenuhan gizi keluarga : ada beberapa tanaman, ternak dan ikan yang dapat dipelihara di pekarangan dan menghasilkan makanan yang dibutuhkan keluarga. Seperti umbi-umbian sebagai sumber vitamin, sedangkan ternak dan ikan sebagai sumber protein dan lemak.
- Sebagai lumbung ternak : hasil dari usaha pekarangan dapat diambil sewaktu-waktu dan tidak ada musim pacekliknya.
- Apotik hidup : pekarangan dapat ditanami berbagai tanaman obat yang berkhasiat, jika anggota keluarga sewaktu-waktu sakit dapat ditanggulangi sementara dengan obat yang ada di pekarangan.
- Menambah penghasilan : pekarangan yang dikelola dengan baik, hasilnya dapat dijual sebagai sumber pendapatan keluarga karena banyak komoditas yang tidak membutuhkan lahan yang luas untuk membsudidayakannya.
- Menghasilkan bahan bangunan : jenis tanaman pohon seperti bambu, kelapa, nangka dan tanaman lainnya yang ditanam di pekarangan dapat dijadikan bahan bangunan dan kerajinan rumah tangga.
- Sebagai tempat rekreasi keluarga : pekarangan yang ditata dan dirawat secara teratur akan memberikan keindahan dan rasa tentram bagi orang yang melihatnya.
Untuk menunjang keberhasilan masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan sebagai penyuplai gizi keluarga perlu dilakukan upaya-upaya sehingga makna lestari seperti yang dicanangkan pada program KRPL tercapai antara lain:
- Secara aktif harus melibatkan para petugas lapangan daerah setempat.
- Ketersediaan bibit.
- Perlu memperhatikan pola dan rotasi tanaman, termasuk sistem integrasi tanaman dan ternak serta penerapan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga. (Sumber: disari dari berbagai sumber).
No comments:
Post a Comment