Sebenarnya apa itu Cara bertanam bertingkat “Vertikultur”?
Dalam bahasa aslinya yakni Bahasa Inggris, arti "verticulture" gabungan dari dua suku kata, vertical danculture. Secara umum memberikan pengertian vertikultur adalah budidaya tanaman dengan cara bertingkat atau bersusun, memanfaatkan ruang ke arah atas.
Pengembangannya dapat dilakukan di lahan pekarangan rumah, dan tidak memerlukan tempat yang relatif luas. Sistem ini sangat cocok dikembangkan diwilayah perkotaan yang rata-rata penduduknya hanya memiliki luasan sisa lahan perumahan yang sempit. Asal syarat utama dari kehidupan tanaman adalah sinar matahari tercukupi, hal tersebut bukan menjadikan halangan untuk mencoba…satu hal lagi yang penting, sistem penanaman vertikultur ini sangat fleksibel penempatannya, selain mudah dan relatif murah (dibandingkan sistem tanam konvensional pada tanah) juga dianggap ramah lingkungan.
Bahan yang dapat digunakan dengan sistem penanaman vertikultur ini pun sangat fleksibel, tergantung dari skala budidayanya, kali ini saya lebih berfokus pada pemanfaatan lahan perumahan di-perkotaan, maka bekas wadah makanan dari plastik, ataupun bekas kaleng cat pun dapat digunakan sebagai pot, dan rangka untuk rak-nya tidak perlu dari besi las, cukup memanfaatkan kayu dan bahan sisa bangunan yang masih baik dan kuat pun bisa, intinya sebelum membeli saya sarankan melihat sekeliling kita untuk dimanfaatkan yang akhirnya dapat menekan biaya.
Namun untuk masalah estetika rangka dan pot dari bahan bekas ini saya serahkan pada masing-masing selera anda sendiri bagaimana memolesnya menjadi seni tersendiri.
Tentu saja tidak menutup kemungkinan bagi para hobiis tanaman untuk membuat sistem vertikultur ini lebih ber-estetik dan efiesien, dengan pembuatan rangka dari besi dan wadah media tanam lebih dari sekedar polyback…pot berukir mungkin ? dengan konsekuensi biaya yang lebih mahal….ini juga bagus !!!
Harapan saya, anda yang ingin mencoba sistem ini tidak berfikir “ini sistem mahal”…jangan !!! saya usahakan dalam update permulaan ini se-aplikatif mungkin, jadi intinya ada kemauan untuk berusaha, pasti bisa….OK!
Karena pada dasarnya sistem ini merupakan cara bertanam, maka cara yang diterapkan pun tidak berbeda jauh dengan penanaman konvensional (menanam horizontal) pada bidang tanah. Namun yang patut diperhatikan adalah segala sesuatu yang disesuaikan dengan sifat tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya:
1. Pemilihan lokasi tanam,
dalam hal ini memerlukan banyak sinar matahari atau sebaliknya, ini didukung
dengan kemudahan dalam fleksibilitas pemilihan tempat dari sistem ini.
2. Komposisi media tanam,
antara pasir, tanah, kerikil dan humus/pupuk kandang.
3. Perawatan tanaman,
secara umum adalah penyiraman, pemupukan, penyulaman jika diperlukan.
Nah karena ini ditanam secara vertikultur, maka intensitas kepadatan tanaman biasanya rapat, semisal satu meter persegi mungkin hanya bisa menampung 3 sampai dengan 5 tanaman dengan sistem vertikultur ini lahan seluas itu bisa menampung sampai lebih dari 15 tanaman. Oleh sebab itu serangan hama penyakit sangat rentan. Untuk tanaman sayuran dan buah, penanganan hama penyakit ini sangat dianjurkan tidak memakai jenis pestisida maupun fungisida kimia, tujuannya hanya satu “Go Organik”…dengan begitu akan dihasilkan nantinya tanaman yang sehat dan layak konsumsi.
Sistem vertikultur ini sudah terbukti sukses untuk budidaya tanaman semusim, berumur pendek, seperti sayuran. Saya sudah pernah mencoba dan sukses tumbuh dengan baik untuk sawi dan kangkung…tidak menutup kemungkinan sayuran lainnya macam selederi, sawi caisim, selada, dan bayam juga bisa tumbuh baik dengan sistem ini. Tanaman hias yang pernah saya coba dan sudah sangat berkembang banyak sampai saat ini adalah jenis rumput loreng, dan lidah mertua.
Sumber : Goela Goela
wah jadi pengen belajar bgaimana cara bikinnya,,,
ReplyDelete